Minggu, 09 Februari 2014

CARA TAUBAT NASUHA

Assalaamu 'alaykum wa rohmatullohi wa barokaatuh, 'alal-muslimiina wal-muslimaat

            Pertama-tama saya ucapkan alhamdulillah karena berkat rahmat Alloh saya berkesempatan untuk menulis artikel diblog ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita panjatkan ke Nabi Muhammad Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam. Dewasa kini rasanya memang sulit bagi kita untuk benar-benar taubat nasuha, dikarenakan faktor lingkungan yang buruk. Kemudian kurangnya wawasan tentang islam, terlebih karena hati ini karena lalai kepada Sang Al-Kholiq.

             Namun bukanlah hal yang mustahil jika kita memiliki sikap IHSAN atau menjadi orang yang MUHSIN. Sebagaimana Rosululloh  Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam pernah bersabda dari Umar rodhiyallohu 'anhu, hadits yang lumayan panjang, saya hanya menyingkat dari perkataan rosululloh tentang ihsan, yaitu:
                                 فَأَخْبِرْنِي عَنْ الإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Kemudian ia berkata lagi: “Beritahukanlah padaku tentang Ihsan.“ Rasulullah s.a.w. menjawab: "hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu.“ (Riwayat Muslim)

                 Demikianlah jawaban nabi Muhammad Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam tentang sikap ihsan. Adapun pengertian menyembah ALLOH adalah pengertian yang sangat luat menyeluruh kesemua aspek kehidupan dari awal kita bangun tidur hingga bangun tidur lagi. Pengertian "menyembah" ini jangan disalah artikan hanya untuk sholat saja, karena seorang muslim jika telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka ia benar-benar sungguh harus mau menjalani semua aturan yang ada didalam Agama Islam. Bukan memilih-milih mana yang baik menurutnya saja, tapi wajib menta'ati semua aturan yang ada didalam Agama Islam. Seperti halnya pada zaman Nabi Muhammad ketika ada larangan untuk meminum khomr/miras/wine, maka semua pengikut Rosululloh Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam menta'atinya. Dan ketika Rosululloh Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam memerintahkan untuk muslimah agar menutup auratnya sebagaimana hijab/jilbab, maka semua muslimah mengenakannya. Bahkan kain apapun yang mereka miliki dijadikan sebagai hijab bagi mereka. Namun berbeda halnya ketika masa kini ketika seorang muslim sudah mengetahui bahwa meminum khomr adalah harom, tapi masih saja dilakukan karena banyak faktor. Adapun faktor kecanduan yang dialaminya karena terbawa oleh lingkungan yang buruk. Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bertaubat berhenti meminum khomr, tapi tidak bisa dipungkiri hal tersebut sangat sulit. Karena hasrat dalam jiwanya begitu kuat, bahkan menyebabkan kegelisahan yang amat dahsyat karena kecanduan khomr. Yang menjadi perbedaan muslim zaman sekarang dengan muslim zaman rosululloh Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam ialah:
"Jika pada zaman rosululloh, semua pengikutnya mengatakan sami'naa wa atho'naa(kami mendengar dan kami mentaatinya) semua para shahabat rosululloh Shollallohu 'alayhii wa 'alaa aaliihii wa sallam benar-benar menta'atinya , walaupun jiwanya dan harta yang harus dikorbankan. Dan para shahabat memang benar-benar memiliki sikap IHSAN ".
                     Maka dari hal tersebut hendaknya seorang muslimun/muslimat memiliki sikap IHSAN. Yang semua para shahabat melakukannya, walaupun mereka dikucilkan, walaupun mereka disiksa, walaupun nyawa mereka menjadi taruhannya, tetapi sikap IHSAN adalah sikap yang pegang walau nyawa yang menjadi taruhannya. Sebagaimana Bilal Ibn Robbah rodhiyallohu 'anhu ketika disiksa oleh majikannya, tubuhnya ditiban oleh batu besar dan ditempatkan dipadang pasir, Bilal tidak berubah hatinya meyakini ISLAM sebagai agamanya dan mengatakan "Ahadun..Ahad", yang artinya Esa. Didalam hatinya ia tetap meyakini "Allohlah yang Maha Esa" dan tidak merubah pendiriannya walau nyawanya menjadi ancaman saat itu.
                    Sikap IHSAN memang harus dimiliki untuk setiap muslim, jika menginginkan diri ini benar-benar taubat nasuha dan tidak melakukan kesalahannya lagi.
                  Demikian yang dapat saya sampaikan, bila ada kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.wa billahi taufiq wal-hidaayah, Assalaamu 'alaykum wa rohmatullohi wa barokaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar